Nusanews.co – Seorang penuntut ilmu seharusnya dia berakhlak baik kepada gurunya dan memuji Allah, karena Allah telah memudahkannya mendapatkan orang yang mengajarkan apa yg tidak ia ketahui, menghidupkan hatinya, memberikan nasehat dan membimbing dia di atas kebaikan.
Memuliakan orang yang berilmu (guru) termasuk perkara yang dianjurkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Bukan termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati orang yang tua di antara kami, dan tidak pula menyayangi yang muda di antara kami, dan tidak mengetahui hak bagi ulama kami.”
Imam an-Nawawiy rahimahullah berkata :
“Selayaknya seorang murid memandang gurunya dengan pandangan penghormatan dan hendaknya dia menyakini sempurnanya keahlian gurunya dibandingkan kebanyakan manusia sejawatnya, karena hal tersebut lebih membuat dia untuk bisa mengambil manfaat dari gurunya dan menguatkan apa yang dia dengar dari gurunya dalam ingatannya.”
Wahai saudaraku, lihat pendahulu kita bagaimana mereka menjaga akhlak dan adab kepada gurunya.
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Tawadhu’lah kalian terhadap orang yang mengajari kalian.”
Rabi’ bin Sulaiman berkata :
“Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan Imam asy-Syafi’iy melihat kepadaku karena kewibawaanya yang ia miliki.”
Abdurahman bin Harmalah berkata :
“Tidaklah manusia berani bertanya kepada Sa’id bin Musayyib tentang suatu perkara sampai dia meminta izin kepadanya, seperti meminta izin kepada seorang pemimpin.”
Sebagian salaf apabila pergi belajar kepada syaikhnya mereka berdoa :
“Ya Allah tutupilah aib guruku dariku, dan janganlah Engkau hilangkan keberkahan ilmunya dariku.”
Subhanallah !
itulah para salaf, maka dimanakah kita di hadapan mereka?
Sudahkah kita memuliakan guru-guru kita ?
Sudahkah kita menghormatinya ?
Sudakah kita bersedekah kepadanya ?
Sudahkah kita mendoakanya ?
Ingat diantara sebab berkahnya ilmu seseorang adalah beradab kepada gurunya.
Sumber : NU