Nusanews.co – Suatu ketika, Ayah layla mengadakan sebuah pesta tasyakuran di desanya, Majnun termasuk salah seorang yang menghadiri pesta itu.
Semua yang hadir di persilahkan untuk makan apapun yang telah di hidangkan oleh keluarga Layla sedangkan Layla membantu untuk mengambilkan apa yang di minta oleh peserta yang hadir.
Semua orang mengantri untuk mendapatkan makanan, tak terkecuali Majnun.
Saat telah tiba giliran Majnun untuk mendapatkan makanan, sungguh kejadian aneh, piring yang ia berikan kepada Layla bukannya diisi makanan namun piring itu di pecahkan oleh Layla, Majnun hanya diam tersenyum.
Dan ia pun kembali mengantri untuk mendapatkan makanannya.
Saat telah tiba gilirannya, kembali Layla memecahkan piring Majnun dan Majnun tersenyum sambil kembali mengantri lagi, hingga beberapa kali terjadi seperti hal itu.
Keluarga Layla merasa bahagia sebab mereka menyangka Layla sudah tidak mencintai Majnun.
Lalu seseorang berkata “Wahai Majnun, hentikan kebodohan ini, apa engkau tidak malu di perlakukan seperti itu oleh Layla.”
Majnun bertanya “Memang apakah perbuatan Layla yang membuatku malu.”
Orang tersebut berkata ” Ia telah menolakmu dan tidak mencintaimu, terbukti ia selalu membanting piring yang engkau bawa.”
Majnun tersenyum seraya berkata ” Engkau salah, Layla melakukan itu bukan karna ia membenciku, Namun ia memecahkan piringku agar supaya aku kembali mengantri lagi sehingga kita bisa bertemu untuk kedua kalinya, ketiga kalinya dan seterusnya.”
Itulah bahasa cinta yang sesungguhnya, yang hanya bisa di miliki dan di mengerti oleh seorang pecinta sejati.
Hikmah dan pelajaran yang bisa di ambil
Dalam kehidupan ini kadang kita mendapatkan bahasa cinta dari Tuhan, di berikan ujian atau doa yang belum terkabul, itu semua semata-mata Tuhan ingin kita kembali, kembali dan kembali menyapanya dengan kesungguhan hati.